Kamis, Maret 20, 2008

Be The Best


BE THE BEST, NOT BE ASA

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran : 110)
Pada dasarnya kita dilahirkan didunia dengan keseragaman bekal, baik fikiran, jiwa (hati), jasadiyah dan tentunya yang paling penting adalah amanah. Amanah sebagai khalifah dimuka bumi, sebagai penyeru da’wah Islam (al haq). Amanah untuk membangun peradaban dengan Islam sebagai literatur dan solusinya. Ternyata amanah ini tidak semua makhluk yang sanggup untuk menjalankannnya. Karena mereka semua tahu beratnya beban yang akan dipikul, besarnya energi yang harus dikeluarkan dan kesabaran yang luar biasa untuk menjalankannya. Mereka tahu dan paham betul kondisinya, sehingga mereka menolak untuk menerimanya. Adalah manusia yang sanggup untuk menerima dan menjalankan amanah yang besar itu, dengan karakter fitrahnya, dzhalim lagi jahil (bodoh).
Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. Al-Ahzab:72)
Bukan tanpa alasan ALLAH SWT memberikan kepercayaan yang besar itu kepada manusia. Dengan bekal nafsu yang disertai dengan ruh (jiwa) dan akal fikiran, manusia dilahirkan dan dipercaya oleh ALLAH SWT untuk mengembannya.
Segala potensi yang ALLAH berikan kepada kita, ternyata tidak semua orang mampu untuk mengenal, mengasah dan mengoptimalkannya. Karena ALLAH SWT telah memberikan kebebasan kepada kita semua, ALLAH SWT memberikan pilihan-pilihan kepada kita untuk menentukan arah tujuan hidup kita, ALLAH SWT memberikan kebebasan, maukah atau kapankah kita akan mengenal diri kita sendiri, dengan akal fikiran sebagai bekalnya. Ternyata, (kebanyakan kita) bekal yang seharusnya menjadi kekuatan secara perlahan terkubur bersama kelalaian dan kemalasan yang sering menghinggapi aktivitas kita. Setiap kita memiliki keinginan untuk bangkit, setiap kali itu juga kita merasa tidak mampu, karena ternyata kita (secara sadar ataupun tidak) telah ter-shibgah oleh lingkungan yang lebih dominan membentuk karakter dan kepribadian kita. Sehingga banyak diantara kita menjadi orang fasik, padahal ia adalah ahli kitab (QS. Ali Imran : 110).
Ada beberapa langkah yang dapat membantu kita untuk mengenal dan mengoptimalkan potensi yang ada, namun masih tersimpan, sehingga kita menjadi orang yang bermanfaat bukan yang dimanfaatkan, menjadi sumber inspirasi dan bukan hanya ikut berpartisipasi.
1. Pahami dan Kenali diri. (who I am ?)
Sejenak, kita berfikir dan menjawab pertanyaan ini dengan jujur, pertanyaan mendasar yang layak untuk kita tanyakan kepada diri kita sendiri, pertanyaan sederhana; darimana saya?, hendak kemana saya? dan akan kemana saya (setelah mati)?.
Pertanyaan mendasar yang ternyata tidak semua orang dapat menjawabnya dengan baik dan benar, atau ada juga yang (merasa) bingung ketika pertanyaan ini disampaikan, karena memang kita tidak mengetahui arah dan tujuan hidup sebenarnya.
Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS. As-sajadah:7-9)
Kekuatan untuk mengenal diri adalah point penting, adalah Rasulullah saw (sebelum menjadi Rasul) sering melakukan penyendirian, membentangkan jarak pemikiran antara beliau dan kaumnya, mengasingkan diri ke gua Hira hanya dengan bekal roti dan air, yang jaraknya ± 2mil dari Mekkah. Bukan tanpa sebab beliau melakukan penyendirian. Tujuannya, mengenal diri sendiri dengan baik dan benar, mengetahui siapa sebenarnya saya. Mencoba memahami apa keinginan / orientasi hidup kedepan. Beliau menghabiskan waktunya untuk beribadah, bertafakkur tentang hakikat penciptaan. Mempersiapkan bekal untuk hidup yang akan datang.
Pilihan beliau untuk mengasingkan diri termasuk skenario ALLAH SWT atas diri beliau. Menyiapkan mental, jiwa dan fikiran sebelum menjadi orang pilihan, nabi dan rasul. Menjadikan Rasulullah saw sebagai orang yang siap mengemban amanah da’wah yang mulia ini, Dan sebelum itu semua dimulai, Rasulullah saw lebih memilih dan mulai menyukai untuk terus menyendiri, berkhalwat dengan ALLAH SWT secara istimroryah (berkelanjutan). Demikianlah ALLAH SWT mengatur dan mempersiapkan kehidupan Rasulullah saw, untuk mengemban amanah yang besar, merubah wajah dunia dan meluruskan garis sejarah. ALLAH SWT mengatur penyendirian selama tiga tahun untuk seorang kekasih-Nya, Muhammad saw.
Kekuatan kita yang paling utama adalah mengenal siapa kita sebenarnya, sehingga dalam perjalanannya kita bisa memilah dan memilih yang terbaik untuk diri kita. Pahami dan kenali, dari mana asal kita. Kekuatan untuk mengenal diri sendiri sangatlah sulit. Membutuhkan waktu khusus untuk menyendiri, perenungan panjang dan serius serta continue. Apabila perlu, gunakan alat tulis sebagai media untuk mendata, siapa kita?
2. Belajar! Kapanpun Dimanapun
3. Kembangkan Potensi Diri
4.Tingkatkan Potensi Diri

Harfinalta Asri ( Co. BUMK KAMMI Daerah Jambi)

Ruh Pejuang


RUH PEJUANG

Satu-satunya cara yang dapat membuat seseorang dapat tetap kuat dan cekatan secara mental dan fisik adalah iman. Ketakwaan kepada Allah di dalam hati seseorang membuatnya cekatan, waspada, dan kuat setiap saat. Allah mengaruniai orang-orang beriman kekuatan ini karena keimanan mereka kepada-Nya dan mengamalkan al-Quran, lagipula hasrat dan semangat orang-orang beriman dalam memperoleh keridhaan Allah memberikan kepada mereka kekuatan yang tak terbatas. Karena senantiasa mengingat fakta bahwa kehidupan di dunia ini adalah singkat saja dan kematian serta pengadilan adalah dekat, senantiasa menjadi sumber motivasi dan aktivitas mereka. Semangat mereka yang berkaitan dengan iman ini tidak memungkinkan adanya rasa putus asa dan kekecewaan serta memberikan energi yang segar untuk melakukan amal-amal kebajikan satu demi satu, siang dan malam.
Kalian adalah ruh dalam tubuh ummat ini. “Antum ruhul jadiid fii jasadil ummah”. Begitu Imam Hasan al-Banna mendefinisikan diri kalian. Ummat ini seperti raga. Hidup dan matinya umat tergantung kepada keberadaan ruh. Karakter ummat inipun tergantung pada ruh tersebut.
Wahai para pembaharu dakwah! Apakah kita tergolong generasi yang menyambut seruan itu? Apakah kita berani berkata “saya adalah bagian penyusun dari ruh itu”. Ruh yang membawa perubahan bagi ummat. Ruh yang didambakan kehadirannya oleh seluruh makhluk Allah di penjuru alam ini? Ruh yang menjadi tumpuan siang dan malam?
Maka, marilah berkaca wahai prajurit yang didambakan, yang dinantikan dan menanti kemenangan! Seperti apa wajah kita hari ini? Seperti apakah isi otak kita hari ini? Seperti apakah kata-kata yang keluar dari bibir kita hari ini? Seperti apakah isi hati kita hari ini? Kitakah yang wajahnya dipenuhi kebusukan, kepura-puraan lalu mengaku menjadi juru penyelamatan? Kitakah yang otaknya tidak lebih dari egoisme pribadi dan impian duniawi lalu menyangka diri telah menjadi pahlawan kebenaran? Kitakah yang bibirnya selalu memuji diri sendiri dan mengungkapkan cinta busuk kemudian menjelma menjadi penentu nasib ummat? Kitakah yang isi hati nuraninya dipenuhi manipulasi dan kecintaan semu lalu mengaku orang yang prihatin dengan nasib ummat? Berkacalah sekali lagi! Apakah kita memang pantas berjalan di jalan mulia dengan kondisi diri seperti ini. Tahukah kita bahwa ini adalah jalan para Nabi dan Rasul, manusia-manusia mulia yang pernah Alah SWT hadirkan di muka bumi? Ditangan merekalah kemenangan dan kejayaan Islam menjadi catatan sejarah yang tak terlupakan. Mereka generasi terbaik yang berhasil membangkitkan izzah ummat. Merekalah GENERASI HARAPAN. GENERASI RABBANI YANG IKHLAS Merekalah yang disiplin menjaga kestabilan ruhiyah, modal utama mereka berjuang. Orientasi mereka sangat jelas dan tegas, semuanya hanya untuk Allah saja. Sehingga hatinya pun dijaga Allah, yang ada hanyalah bisikan kebenaran, Allah membuat hati mereka mampu menfilter antara yang haq dan yang bathil. Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah seorang muslim (QS. 6:162-163) Janji inilah yang selalu diingatnya sepanjang hari, disetiap denyut dan hembusan nafasnya. Mereka selalu menjaga agar jangan sampai ada satu hirupan nafas pun yang dipergunakan kepada selain Allah ‘azza wa jalla.
Sesungguhnya orang-orang mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka demi membela agama Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. al-Hujurat: 15). Penjelasan ini menunjukkan bahwa semangat orang-orang beriman bersemayam dalam hati. Hal ini disebabkan karena perjuangan untuk mendukung nilai-nilai mereka berlangsung seumur hidup dan hanya ditopang dengan semangat yang bersumber pada keimanan. Kegigihan orang-orang beriman dalam usaha mereka yang terus menerus juga dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw: Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan yang dilakukan dengan istiqamah. (HR. Bukhari).
Mari sama-sama kita memperbaiki diri…
Wallahu a’lam bishowab…
“Dan jika kamu telah berazzam maka bertawakal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal”(QS.Ali Imran:159) Semoga kita semua selalu bersemangat memperbaiki diri, mengamalkan sunnah, demi kemenangan dakwah kita. Allahu Akbar!

…dari berbagai sumber…
Hidayat Nasution ( Sekum KAMMI Daerah Jambi )

Rabu, Maret 12, 2008

Interodius mi... mey ai?

Assalamualaikum.....

Blog KAMMI Jambi ne....
Maaf belum ada tulisannyowh..... Baruuuu gitu naa...
Yang lamo, sayo lupo paswodnyo...
Untuk budak-budak KAMMI Jambi... Rajin nulis, biak sayo masukin tulisannyo di blog punyo kito galo ne...

Salam...