Sabtu, Agustus 30, 2008

Kendalikan Waktu, Optimalkan Ramadhan

Saudaraku, kami sangat senang sekali bisa mendampingi para pembaca dan kita semua untuk berusaha menjadi muslim dan muslimah yang kaffah, terutama sekali di Bulan Suci Ramadhan yang dalam hitungan hari lagi akan menjumpai kita. Menjadi muslim dan muslimah yang sukses meraih piala dan pahala dari Tuhan semesta.

Oleh karena itu, kami berusaha untuk memberi “acuan” kegiatan dan pengaturan atau pemanfaatan waktu selama Ramadhan dengan full ibadah. Di antara point-point itu adalah:

Pertama, Memenej Waktu.

Artinya menjadikan waktu yang dua puluh empat jam sehari itu penuh makna dan manfaat. Paradigma memenej waktu yang efektif dan efesien adalah bagaimana bisa meraih target besar dengan seminim cara dan sarana yang ada.

Harus diketahui terlebih dahulu, “apa target yang kita inginkan”, dari sini kita berusaha untuk memenej waktu sebaik mungkin.

Kedua, Menyusun Prioritas

Menyusun “Yang terpenting kemudian yang penting”, karena waktu yang tersedia tidak lah mencukupi untuk melaksanakan segala sesuatu. Waktu yang tersedia hanya cukup untuk melaksanakan yang penting saja. Kita harus menyusun daftar kegiatan, kerja, amal dan shedulle waktunya untuk kemudian dilaksanakan sesuai prioritas. Sudah waktunya kita tinggalkan rutinitas harian, dan lebih mengedepankan pada skala prioritas.

Ketiga, Gunakan Teknologi

Kita sudah sangat dimanja dengan kemajuan teknologi yang ada. Dalam rangka memenej waktu gunakanlah teknologi yang ada, seperti HP, komputer, radio, televisi dan lain-lainnya.

Ada beberapa langkah teknis guna membantu kita untuk sukses Ramadhan:

  1. Tentukan apa yang Anda inginkan di Bulan Ramadhan secara garis besar, dalam point-point yang jelas. Seperti, mengkhatamkan Al Qur’an 4 kali. Tahajjud 10 rakaat, silaturrahim dengan kerabat dan seterusnya.
  2. Usahakan target umum di atas dirinci secara detail. Seperti, khatam Al Qur’an 4 kali itu berarti, 120 Juz dibagi 30 Juz, sehingga sehari harus membaca 4 Juz. 1 Juz misalkan dibaca setelah shalat Subuh. Dua Juz setelah Ashar sampai Maghrib, dan 1 Juz ketika shalat tahajjud atau menjelang sahur. Demikian juga dengan kegiatan silaturrahim kerabat dan shalat malam… rencanakan dan laksanakan.
  3. Mulai laksanakan. Jika ada yang harus direvisi, adakan revisi namun harus juga disertakan target yang jelas dan tahapan yang realistis.
  4. Efisiensi setiap menit. Ingat nilai waktu laksana emas. Waktu adalah kehidupan. Optimalkan waktu di setiap kesempatan dan tempat. Seperti saat-saat menunggu atau antri. Jauhkan diri dari kebanyakan omong, karena sebaik-baik omongan adalah sedikit tapi berarti.
  5. Ramadhan bulan shiam, bukan bulan makanan. Usahakan menggunakan waktu se-efesien mungkin dalam berurusan dengan makanan. Baik dalam penyajian atau dalam menyantapnya.
  6. Pendelegasian… Jangan lakukan semua, kita hanya punya dua tangan saja. Kita tidak bisa melaksanakan segalanya. Dengan pendelegasian, menjadikan kita mampu menggunakan banyak tangan yang bisa merealisasikan banyak hal, seperti pendelegasian terhadap orang lain, anak kita, teman kita, tetangga kita, istri kita dan seterusnya.
  7. Pertama dan terakhir adalah do’a. Do’a keberkahan waktu dalam ta’at, amal shaleh, dan agar Allah swt. menerima semua amal kita.

Akhirnya, marilah kita rencanakan dengan rapih apa yang kita inginkan di bulan Ramadhan, kemudian susun strategi pelaksanaannya, yang terbagi dalam setiap waktu dan hari atau shedule, selanjutnya laksanakan sesuai rencana, kemudian kita evaluasi dan revisi kekurangan untuk meraih apa yang kita inginkan. Yaitu sukses Ramadhan meraih piala dan pahala dari Allah swt. Allahu a’lam

8 Tips Sambut Ramadhan

dakwatuna.com - Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik.

Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Berikut kami hadirkan “8 Tips Sambut Ramadhan” :

1. Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.

3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.

6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.

8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam

Senin, Agustus 25, 2008

Ramadhan, Antara Generasi Awal dan Generasi Sekarang

dakwatuna.com - Betapa besar perbedaan antara shaumnya –puasanya- kita dengan shaumnya salafus shalih -generasi awal Islam-.

Generasi awal Islam berlomba meraih nilainya, berkutat dalam naungannya dan mengerahkan segenap kekuatan fisik dan kekuatan jiwa untuk mengisinya.

Siang hari mereka adalah kesungguhan, produktifitas dan profesional.

Malam hari mereka adalah malam-malam meraih bekalan ruhani, tahajjud dan tilawatul Qur’an.

Sebulan penuh mereka belajar, beribadah dan berbuat baik.

Lisan mereka shaum, jauh dari berkata yang tidak ada manfaatnya, apalagi kata-kata kasar, jorok dan dusta.

Telinga mereka shaum, tidak mendengarkan pernyataan sesat, negatif dan sia-sia.

Mata mereka shaum, tidak melihat yang diharamkan dan perbuatan tidak senonoh.

Hati mereka shaum, tidak terbersit untuk melakukan kesalahan atau dosa.

Dan tangan mereka, tidak digunakan untuk mengambil yang tidak halal dan tidak menyakiti.

Berbeda dengan muslim sekarang ini.

Di antara mereka ada yang menjadikan Ramadhan sebagai musim ta’at kepada Allah swt. dan melipatgandakan kebaikan.

Mereka shaum siang harinya dengan sebaik-baiknya. Mereka qiyam Ramadhan –shalat tarawih dan tahajjud- dengan sebaik-baiknya.

Mereka bersyukur kepada Allah swt. atas nikmat yang diberikan, dan mereka tidak lupa saudara-saudara mereka yang lemah dan tidak beruntung.

Mereka berusaha meneladani Nabi, sebagai orang yang paling dermawan dan paling banyak berbuat baik dalam bulan Ramadhan, laksana angin yang tertiup.

Kelompok lain adalah, kelompok yang tidak pernah tahu dan sadar akan kebaikan Ramadhan. Mereka tidak merasakan manfaat dari bulan Ramadhan. Mereka tidak peduli dengan shiam dan qiyam. Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Padahal Allah swt. menghidangkan Ramadhan bagi qalbu dan ruh –hati dan jiwa- sekaligus. Sedangkan mereka malah menjadikan Ramadhan untuk memperturutkan syahwat perut dan mata (tidur) semata.

Allah swt. menjadikan Ramadhan sebagai upaya menyemai sikap kasih sayang dan kesabaran. Justeru mereka menjadikannya sebagai ajang amarah dan mengumpat.

Allah swt. menjadikan Ramadhan sebagai wahana meraih sakinah –ketentraman- dan keteduhan. Mereka malah menjadikannya sebagai bulan pertengkaran dan perselisihan.

Allah swt. menjadikan Ramadhan sebagai momentum perubahan diri, namun mereka hanya merubah jadwal makan belaka.

Allah swt. menghadirkan Ramadhan untuk menggugah si kaya agar peduli dengan yang tak berpunya. Namun mereka menjadikannya sebagai ajang memperbanyak makanan dan minuman dengan aneka ragamnya.

Semoga umat muslim melaksanakan shaum Ramadhan adalah dalam rangka meraih janji Allah swt. taqwallah, bertaqwa kepada Allah swt. sebagaimana yang diperintahkan Al Qur’an, dengan demikian mereka akan keluar dari Ramadhan menjadi orang-orang yang suci (fithri) dan dosanya terhapuskan, biidznillah. Allahu a’lam